Halaman

Senin, 04 Juni 2012

Efek dan Bahaya Lingkungan Selam



Efek dan Bahaya Lingkungan Selam Non Tekanan pada Tubuh

Fungsi tubuh manusia berfungsi dengan baik dalam suhu internal dengan kisaran pendek. Suhu tubuh normal 98.6°F (37°C) dan dipertahankan oleh tubuh, ditambah dengan pakaian dan mengatur suhu udara di lingkungan bila cuaca terlalu panas atau dingin. Sebelum melakukan selam ulang sebaiknya tubuh dipanasakan karena absorpsi nitogen meningkat bila suhu tubuh turun. 

Sunburn (Terbakar Matahari). 
Kenyamanan suatu kegiatan penyelaman adalah sangat mutlak bagi penyelam. Penyelaman di atas Ruber (Sekoci Karet) di bawah teriknya matahari sangatlah tidak menyenangkan. Untuk menghindari diri dari terik matahari diperlukan pakaian yang dapat meredam panas.Pada saat snorkeling juga dapat tertimpa terik panas matahari. Gunakan vaselin pelindung kulit karena panas dapat melindungi kulit. Panas juga dapat meningkatkan metabolisme sehingga tenaga penyelam cepat habis. Gunakan sunblock, semakin tinggi angka UVF semakin efektif, tetapi gunakanlah sunblock yang tahan lama oleh air dan keringat.




Heat Exahaustion/Heat Stroke (Tersengat Matahari)
Seorang penyelam snorkeling yang berada di bawah terik matahari dapat meningkatkan suhu badan penyelam. Apabila kepanasan dibiarkan begitu saja berakibat heat exhaustion/heat stroke. Suhu badan yang meningkat, kulit kering, napas cepat dan pendek mengakibatkan heat stroke dan biasanya diawali dengan heat exhaustion. Gejalanya adalah gelisah, pucat, mual, berkeringat dan denyut nadi lemah. Untuk menghindari ini berlindung di tempat teduh, pemakaian perahu kapal yang ada tempat berteduh sangat efektif. Minum air untuk mencegah dehidrasi jika waktu menyelam masih lama. Gunakan pakaian yang tidak menyerap panas (yang baik berwarna putih). Dapat pula dicegah dengan membasahi topi atau rambut dengan air.


Hipotermia (Kehilangan Panas Badan). 
Kondisi medan penyelaman dapat membuat keadaan yang tidak nyaman. Terutama perairan yang dingin, penyelam dapat menggigil dan dapat terjadi hipotermia yaitu kehilangan panas badan.Pemakaian pakaian selam yang sesuai sangat diperlukan, apalagi daerah perairan yang dingin atau penyelaman dalam. Kedinginan yang amat sangat akan berakibat kelelahan karena metabolisme tubuh banyak dipakai untuk menghasilkan panas. Bila terjadi dalam air, hentikan penyelaman dan naik ke permukaan lalu istirahat. Pulihkan suhu badan dengan menghangatkan tubuh.



  • Mabuk Laut. Mabuk laut terjadi sebagai akibat dari hilangnya keseimbangan tubuh karena kondisi yang tidak sehat. Gejalanya mual, lemas, berkeringat dingin, pusing dan muntah. Pencegahannya jika kondisi tidak sehat jangan menyelam, istirahat yang cukup, tempat yang tenang, dan udara segar.
  • Dehidrasi. Dehidrasi biasanya terjadi pada penyelam di zona daerah tropis. Dehidrasi adalah hilangnya air dari tubuh  yang disertai dengan ketidakseimbangan elektrolit darah seperti natrium, kalium, dan klorida. Penyebabnya yaitu banyaknya keringat yang keluar atau lama bernapas dengan udara kering/tidak lembab. Berat tubuh dan gradien tekanan hidrostatik yang diimbangi tekanan air sekitar penyelam mebuat darah banyak terkumpul di vena kaki. Hali ini menyebabkan urinasi yang berlebihan dan berakibat dehidrasi. Udara yang digunakan merupakan udara kering sehingga penguapan air diparu-paru semakin besar. Dehidrasi dapat menyebabkan penyelam rentan terhadap decompression sickness. Penyelam harus banyak minum selama penyelaman.


Ancaman dan Bahaya Lain

Aspek Kejiwaan
Kenapa kebanyakan orang takut kedalam air, jawabnya adalah manusia adalah makhluk darat yang terbiasa sejak kecil selalu di daratan. Setelah belajar dan bisa berenang maka akan meningkatkan kepercayaan diri terhadap dalamnya air.
Kepanikan adalah hal yang biasa bagi penyelam baru. Terbiasa di lingkungan kolam dengan suasana nyaman kemudian berganti lingkungan laut luas dengan dalam tidak terukur dan gelap.
Bila mengalami masalah apapun di dalam penyelaman jangan panik, tetap melakukan sesuatu sesuai prosedur dan jangan mengambil langkah pintas. Bila patner dive kita panik bicaralah dengan isyarat tangan supaya tidak panik dan membantu masalah yang dialami. Kenali medan penyelaman sebelum memulai penyelaman.

Kram
Pemanasan yang kurang sebelum menyelam dapat menyebabkan kram. Otot terasa tertarik dan sakit. Lakukan pemanasan yang cukup untuk memulai suatu penyelaman. Untuk mengatasi kram perlahan-lahan kendorkan otot yang terkena dan bergerak perlahan. Jangan panik jika hal ini terjadi. 

Carotid Sinus Reflex
Carotid sinus reflek terjadi karena sirkulasi pernapasan yang tidak baik sehingga suplai darah ke otak berkurang atau tekanan yang kuat pada sinus carotid (leher). Gejalanya sakit kepala, perasaan tidak enak, dan mata terlihat melotot. Kendorkan pakaian yang menyebabkan tekanan, gunakan pakaian yang nyaman dan tidak ketat.

Pernapasan Memburu
Bentuk pernapasan yang berbahaya yang timbul karena memaksakan diri, kelelahan, kedinginan, takut dan panik. Semua itu menimbulakan pernapasan yang cepat dan pendek-pendek, sehingga udara yang masik dan keluar hanya di jalur atas pernapasan. Akibatnya pergantian O2 dan CO2 tidak efisien karena sirkulasi yang tidak baik, penyelam akan kesulitan mengambang dan berenang bahkan pingsan.
Setiap penyelam harus menguasai keadaan dan bernapas secara wajar serta mampu untuk dapat beristirahat di permukaan atau mengapung. Disini di perlukan water trafen dan floating.

Kadar Gula Darah Rendah/Hipoglikemia
Tubuh manusia merupakan mesin pembakaran yang memerlukan ± 100 kalori perjam untuk pekerjaan ringan dan untuk menyelam diperlukan 800 kalori. Glukosa merupakan penyumbang energi selain protein dan lemak. Glukosa merupakan sumber energi utama otak.
Hipoglikemia adalah kadar gula darah yang rendah di dalam darah. Dengan membiasakan makan secara teratur sebelum menyelam dapat menghindari kekosongan perut, yang menyebabkan hipoglikemia.
Gejalanya yaitu pusing, mual muntah. Bisa disertai rasa lapar, mati rasa, menggigil, pingsan dan kejang. 

Kondisi Fisik Penyelam
Kondisi fisik yang sehat merupakan keharusan bagi penyelam dalam melakukan penyelaman. Bila badan terasa sakit tundalah menyelam. 
Selalu tingkatkan daya tahan tubuh dengan olahraga lari dan berenang dengan fins yang merupakan kebutuhan individu penyelam. Olahraga tersebut harus dilakukan secara rutin sehingga tercapai kondisi prima.

Minuman Alkohol
Seorang penyelam yang minum alkohol dapat mengganggu pertukaran gas pada jaringan tubuh. Sebaiknya hindari minuman beralkohol.

Penerbangan
Tekanan kabin pesawat komersial (pressurized cabin) sama dengan tekanan di ketinggian 5000 to 8000 feet, dimana nitrogen yang terlarut di dalam darah menjadi kumpulan udara dalam pembuluh darah. Tekanan kabin juga tergantung umur dan pemeliharaan pesawat. 
Penyelam boleh terbang walaupun dengan pesawat pressurized cabin sedikitnya 12 jam setelah penyelaman tanpa dekompresi (no-decompression diving). Pada penyelaman dekompresi hindari penerbangan sedikitnya 24 jam setelahnya.
Hindari penerbangan yang melebihi 8000 feet (jika tanpa pesawat pressurized cabin),  dan tunggu 24 jam untuk semua penyelam yang menggunakan udara kompresi.

Aspek Pengisian Kompressor

Untuk mengisi tabung udara scuba dibutuhkan peralatan lain yaitu kompressor pengisian tabung tekanan tinggi. Penyelam harus dapat mengoperasikan kompessor mesin kompressor secara benar, memperhatikan keadaan lingungan sekitar. Daerah pengisian yang bagus yaitu lokasi yang berudara sejuk /segar.
Perhatikan arah angin pada saat pengisian dengan menempatkan posisi knalpot kompressor searah angin. Hal ini untuk menghindari polusi udara knalpot masuk ke kompressor pengisian. Bila hal itu terjadi, maka tabung udara yang diisi akan tercampur gas karbonmonoksida. 

Keracunan Karbon Monoksida
Karbondioksida merupakan gas yang tidak berwarna, bersifat sangat toksik karena mengikat Hb 200 kali lebih kuat dari oksigen. Sehingga kadar oksigen darah turun.
Keteledoran penyelam yang mengisi tabung udara berakibat fatal bagi penyelam yang memakai tabung tersebut. Gas CO yang masuk ke dalam kompressor dan diteruskan ke tabung udara akan menyebabkan keracunan. 




Gejalanya adalah pusing, mual, lemas, bahkan pingsan.
Berikan udara segar/O2 murni bila tersedia dan istirahat selama 24 jam setelah pengobatan.

Lipid Pneumonia-up Oli
Bercampurnya oli kompresor dengan udara yang diisikan tabung scuba mengakibatkan pencemaran udara. Apabila udara yang tercemar tersebut dipakai penyelam maka akan menjadi radang paru-paru.
Perlu penggantian filter kompressor secara rutin. Perhatikan ketentuan penggantian filter yang telah ditentukan, untuk pengisian tabung dibuatkan catatan


Penyelamatan
Apabila melihat rekan selam yang mengalami kesulitan di dalam air sesegera mungkin memberikan pertolongan dengan terlebih dahulu mengamati kesulitannya. Yang perlu diperhatikan adalah penyelam yang mengalami kepanikan. Untuk itu lakukan teknik mendekati penyelam sebagai berikut:
  • Mendekati korban dengan isyarat/teriakan agar tenang.
  • Setelah dekat dengan korban katakan pesan yang menenangkan. Seperti “ Oke saya akan membantu,  kamu tenang dulu”.
  • Meraih power inflator house dan kembangkan BCD.
  • Tarik korban dari arah posis belakang dengan tetap memberikan pesan yang menenangkan.
  • Setelah dekat kapal/pantai lepaskan peralatannya.
  • Berikan bantuan untuk naik ke kapal/pantai.




Resusitasi Jantung Paru dan P3K

Untuk pertolongan orang tenggelam diperlukan kemahiran dalam pertolongannya. Latihan dan pengetahuan ahli medis sangatlah dibutuhkan untuk dapat mengatasi hal tersebut.
Bila korban tenggelam tindakan pertama adalah membawa korban ke tempat yang aman (dapat dilakukan dalam air jika jarak ke kapal/darat jauh) dan periksa pernapasan. Bila tidak bernapas lakukan bantuan napas mulut ke mulut. Berikan awalan dua hembusan kemudian satu hembusan tiap lima detik. Panggil orang lain untuk menolong/ memanggil ambulan.
Setelah memberikan bantuan napas, periksa denyut nadi. Bila tidak terdapat denyut nadi maka harus dilakukan kompresi jantung cari luar.
Kompresi jantung dari luar harus dilakukan harus dilakukan oleh orang ahli/mengetahui cara. Seorang penyelam diharuskan mengetahui hal ini. Kompresi jantung dikombinasikan dengan pemberian napas mulut ke mulut. Berikan awalan dua hembusan dengan 30 kompresi. untuk penolong dua orang, awalan dua hembusan, dan 15 kompresi kemudian diulang sampai 3 siklus (hembusan + napas). Cek keefektifan kompresi dengan meraba nadi.






Pendarahan
Seorang yang mengalami pendarahan apabila tidak segera mendapatkan pertolongan berakibat fatal. Penyelam yang melihat korban karena pendarahan harus melakukan pertolongan awal .
Caranya yaitu:
  • Menekan luka dengan kapas dan pakaian. Dapat dilakukan di darat karena di air akan sia-sia.
  • Menekan pembuluh darah dengan jari sehingga darah berhenti keluar.
  • Dengan torniquet (melilitkan kain/apa saja) terutama pada daerah yang disebabkan pendarahan arteri yang besar.
 Dengan itu penyelam harus tahu letak pembuluh darah arteri sehingga darah yang keluar berhenti. Setelah di darat, tekan pendarahan dengan kapas atau pakaian yang kering.





Shock
Shock disebabkan kurangya aliran darah ke jaringan. Kurangnya darah bisa disebabkan karena pendarahan atau dehidrasi. Tandanya yaitu penderita apatis, gelisah, muka pucat dengan bibir kebiruan, keringat dingin, lemas, napas lambat, nadi cepat dan tidak teratur dan tekanan darah rendah dan beda sistol diastol < 20 mmHg. 
Penanganannya yaitu:
  • Pastikan mendapat udara segar/oksigen yang cukup.
  • Kontrol pendarahan
  • Naikkan kaki dan paha sehingga darah yang mengalir ke otak dan jantung meningkat walaupun sedikit. Tidak boleh menaikkan perut karena korban akan sulit bernapas. Pada trauma kepala dan dada lebih baik, bagian tubuh atas dinaikkan. Tetapi posisi yang baik adalah tetap telentang.
  • Korban jangan terlalu banyak bergerak. Fiksasikan.
  • Segera kirim ke petugas untuk mendapat perawatan lanjut. 

P3K
Setiap penyelaman sebaiknya kotak P3K selalu ditempatkan dekat dengan posisi penyelaman, sehingga bila sewaktu terjadi kecelakaan dapat segera memberikan P3K kepada korban. Keberadaan dokter sangat disarankan.
Sebelum menyelam kenali lingkungan setempat dan lokasi layanan kesehatan terdekat.


Survival di Laut
Survival berasal dari kata “ SURVIVE ”  artinya perjuangan untuk tetap hidup, secara global survival adalah tindakan yang paling awal bagi makluk hidup, untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman, kejadian dimana makluk hidup, melakukan suatu tindakan untuk melindungi dirinya dari berbagai ancaman agar tetap hidup, makluk hidup yang berada dalam situasi survival disebut SURVIVOR (orangnya).

A. Faktor – faktor penyebab survival
1. Kehabisan perlengkapan dari suatu perjalanan /ekspedisi
2. Kecelakaan dalam suatu perjalanan/ekspedisi dengan pesawat udara atau kapal laut.
3. Tersesat disuatu daerah asing/rawan.
4. Lingkungan suatu daerah yang belum dikenal.
5. Hal-hal lain yang belum pasti (kekurangan pangan , oksigen dll).

B. Aspek psikologis pada situasi survival
  1. Membutuhkan tingkat ketahanan emosi dan kepercayaan sehingga dapat menyelesaikan  problem mempertahankan hidup.
  2. Menyadari akan kepentingan hidup, sehingga dapat mempertahankan hidup, maka perlu mengatasi beberapa problem dalam situasi survival.                                                                                        
C. Motivasi survival
Setiap problem pada situasi survival, harus dapat dihadapi dengan tenang dan disertai dengan sikap yang positip.

D. Faktor - faktor penting untuk tetap hidup
1. Adanya kemauan yang besar, untuk tetap hidup
2. Kondisi fisik dan alat-alat yang dapat membantu
3. Pengetahuan dan pengalama-pengalaman

E. Tekanan-tekanan yang timbul pada situasi survival
1. Stres mental dan fisik (panik, kelelahan, kurang tidur).
2. Ketakutan.
3. Rasa takut luka dan penyakit.
4. Rasa haus.
5. Rasa lapar.
6. Rasa panas dan dingin (karena cuaca)
7. Rasa bosan (masa bodoh, depresi, frustasi) dll.

F. Prioritas untuk menentukan tindakan dalam survival sangat penting karena kematian dapat terjadi
1. Tiga menit tanpa oksigen
2. Tiga jam pada kasus hypothermia dan pendarahan hebat.
3. Tiga hari tanpa air dan terjadi dehydrasi
4. Tiga minggu tanpa makanan yang berarti bagi tubuh kita
Pentingnya seorang penyelam mengetahui hal ini adalah untuk mengantisipasi kecelakaan seperti kapal tenggelam atau situasi yang menyebabkan penyelam tidak bisa kembali cepat ke daratan. 

 Jika situasi kapal tenggelam akan tenggelam hal yang harus dilakukan adalah:
  • Jangan Panik.
  • Siapkan sekoci atau perahu karet sebagai perahu pengganti. Jika tidak ada gunakan pelampung/ban karet. Minimal menggunakan sesuatu yang dapat mengambang diatas air seperti botol air minum/papan kayu/tong, dll.
  • Tidak membawa barang yang banyak. Jika terdapat alat komunikasi beritahu pihak yang berwenang bahwa kapal akan segera tenggelam dan diminta melakukan penyelamatan. Bawa makanan dan air seadanya, membawa minuman lebih baik karena botol setelah kosong dapat digunakan sebagai pelampung.
  • Sebelum kapal tenggelam di permukaan, harus telah berada di air dan berenang menjauh, karena kapal yang tenggelam membawa arus yang dapat membawa benda dari permukaan masuk ke dalam air.
  • Jika sudah bisa mengontrol diri dan merasa mampu, lakukan penyelamatan terhadap orang lain. Utamakan orang muda karena harapan hidup masih tinggi.
  • Bertahan di perahu/mengambang dengan bantuan pelampung. Jika hanya dengan menggunakan pelampung carilah sesuatu yang dapat membantu mengambang atau sebagai cadangan. Jika daratan sudah dekat cobalah berenang.
  • Untuk menghindari hipotermia. Pada perahu karet dapat dilakukan dengan saling mendekat membentuk kumpulan. Orang yang paling luar harus bergantian. Jika masih di dalam air yang dingin lakukan heat escape lessening posture (HELP) atau huddle position sehingga panas tubuh lambat dilepaskan.


  • Jika terjadi trauma atau pendarahan, segera lakukan penanganan.
  • Jangan meminum air laut karena nilai osmolaritasnya tinggi (1000 mOsmol/L), yang dapat menyebabkan tubuh semakin dehidrasi. Minumlah air tawar yang dibawa sedikit-sedikit atau es yang mengapung jika di kutub. Jika hujan minum dengan air hujan dan jangan lupa di tampung. Makan seadanya, dengan bekal yang dibawa atau makanan yang ditemui. Jangan memakan ikan yang mati terapung di tengah laut karena mungkin disebabkan racun. Hindari makan tanpa minum.
  • Rakit memberi bayangan di bawah laut, dan biasanya dapat menarik lumba-lumba sehingga dapat ditombak untuk dimakan.
  • Berikan tanda pada penyelamat dengan mengayunkan tangan atau dengan mengibarkan baju. Jika malam gunakan senter. Dilakukan sambil berteriak.
  • Untuk mengetahui arah gunakan matahari sebagai patokan dan bintang pada malam hari.

 Perhatikan tanda-tanda adanya daratan.
  • Banyak awan yang berkumpul di suatu tempat.
  • Banyaknya burung/kalong berarti daratan sudah dekat.
  • Pesawat yang terbang rendah.
  • Adanya garis berwarna hitam di ujung horison laut harus selalu diperhatikan walau bukan daratan tapi mungkin kapal yang berjalan. 
  • Walaupun itu pulau tanpa penghuni tetap berlindung karena harapan hidup survival di daratan tinggi.



Aspek  Pria
Perbedaan jenis kelamin membuat perbedaan fisiologi dan berpengaruh pada penyelaman.
  • Tubuh pria memiliki lemak kulit tipis dibanding  wanita sehingga mudah menjadi kedinginan.
  • Tubuh pria lebih panas dibanding wanita, sehingga jika di air yang dingin lebih banyak panas yang dikeluarkan.
  • Konsumsi udara lebih banyak karena volume paru besar.
  • Pria lebih membutuhkan banyak kalori daripada wanita.
  • Tubuh pria banyak berkeringat sehingga resiko dehidarasi meningkat.
  • Air terlalu panas atau dingin mempengaruhi fertilitas. Produksi sperma optimal sedikt di bawah suhu tubuh.
  • Lemak tubuh pria cenderung  banyak  di simpan di bagian  atas tubuh, hal ini menyebabkan kaki agak tenggelam dan memperlambat gerakan.

Aspek Wanita
Banyak wanita menjadi pionir dalam penyelaman. Beberapa peralatan selam ada yang khusus untuk wanita dengan perancangan khusus.
Ada beberapa aspek medis pada wanita yang berkaitan dengan penyelaman yang perlu diperhatikan:

Menarke
Pada saat menstruasi awal, tubuh wanita telah mencapai 95 % tinggi maksimal, dan mencapai tinggi akhir pada 1-2 tahun kemudian. Deposisi lemak sangat cepat pada umur 13-15 tahun. Kekuatan tubuh mencapai puncak umur 13 tahun kemudian tetap dan turun. Pada penyelaman hal yang menjadi masalah adalah peralatan selam yang berat.
Adanya kumpulan gas nitrogen pada pusat pertumbuhan tulang dapat menyebabkan tulang tidak tumbuh lagi.
Penyelam terlalu muda terlalu cepat menjadi hipovolemik (volume darah rendah). Anak perempuan lebih cepat kedinginan daripada wanita dewasa. Oleh karena itu pemakaian pakaian selam sangat dianjurkan.

Menstruasi
Hiu bukan ancaman, tidak ada bukti meningkatnya serangan hiu karena menstruasi. Jika mengalami peningkatan darah yang keluar (menorrhagia) sebaiknya jangan menyelam karena resiko anemia meningkat. Anemia menurunkan suplai oksigen tubuh.
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa resiko terjadi DCS meningkat pada wanita menstruasi yang diterapi hiperbarik. Tapi belum diketahui apakah dalam penyelaman sama atau tidak karena masih dalam penelitian.
Penggunaan tampon selama menstruasi tidak akan memberikan efek buruk tekanan pada tubuh. Tapi di Indonesia penggunaan tampon terutama pada gadis jarang.
Jika ingin menyelam pada waktu menstruasi perhatikan apakah terjadi anemia dan lihat medan penyelaman bersih atau berpolusi. Perhatikan higienitas, privasi dan kenyamanan. Sebaiknya hindari menyelam.

PMS (Pre Menstrual Syndrome)
Adalah suatu kumpulan gejala yang berhubungan dengan perubahan hormon sesaat sebelum atau saat menstruasi. Jika parah, kepribadian dan perilaku antisosial dapat berpengaruh pada kerja tim diatas boat dan di dalam penyelaman.

Menopause dan Osteoporosis
Menopause adalah berhentinya menstruasi, biasanya terjadi pada umur 50 tahun. Osteoporosis biasanya mulai terjadi pada umur 60-65 dan patah tulang akibat ini mulai pada umur 70-75. Diving tidak berpengaruh terhadap aktivitas sel-sel tulang.
Sebaiknya jika pada wanita yang tua lebih baik jangan menyelam karena peralatan gear yang berat yang dapat menambah resiko patah tulang.

Hamil
Tidak ada data yang menyimpulkan diving pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat lahir, hal ini dikarenakan penelitian untuk mengetahui efeknya tidak etik. Janin dalam kandungan punya resiko besar, terutama dapat terjadi DCS, hipoksia, dan peningkatan karbondioksida.
Tidak ada penelitian yang menentukan kedalaman yang aman dan profil waktu selam yang aman. Semakin besar kehamilan maka resiko yang terjadi semakin besar. Sebaiknya jangan menyelam. Jika kehamilan baru diketahui setelah beberapa saat menyelam, kontrol kehamilan sebaik mungkin. 

Setelah Melahirkan
Setelah melahirkan leher rahim menutup sekitar 21 hari sesudahnya, pada minggu-minggu lain tonus otot rahim mulai baik tergantung aktivitas ibu. Hal lain yang berpengaruh yaitu luka jalan lahir. Setelah melahirkan pervagina sebaiknya tunda penyelaman paling sedikit 4 minggu.
Setelah operasi cesar, biasanya dokter menyarankan beristirahat selama 4 minggu sebelum aktivitas penuh. Hal ini untuk mempercepat penyembuhan luka operasi dan bertambahnya darah. Jika dengan operasi cesar jangan menyelam paling sedikit 8 minggu.
Sebelum menyelam lakukan cek Hb, boleh menyelam jika Hb sudah di atas 10.

Menyusui
Di dalam air susu sesudah menyelam, dapat terbentuk gelembung gas nitrogen, tapi hal ini tidak akan membahayakan bayi karena akan segera masuk saluran pencernaan yang banyak gas.
Pembesaran payudara karena belum menyusui bayi dapat mengganggu dan terasa tidak nyaman ketika memakai peralatan selam. Hal ini dapat dihindari dengan memompa air susu sebelum menyelam. Air susu yang dipompa dapat disimpan di kulkas.
Dalam medan penyelaman banyak terdapat bakteri yang dapat menyebabkan luka pada puting susu yang lecet. Oleh karena itu jaga kebersihan puting.
Beberapa ahli berpendapat tidak menyelam selama bayi diberikan ASI eksklusif. 

Payudara
Sebuah studi pada silikon untuk payudara yang ditempatkan dalam tekanan hiperbarik yang diseseuaikan dengan profil waktu selam dapat meningkatkan gelembung gas sekitar 1-4 %, tapi belum cukup untuk memecahkan silikon. Hal ini belum diketahui pada payudara yang disuntik silikon.
Silikon lebih berat dari air sehingga mempengaruhi bouyancy. Hal lain yang dapat menjadi masalah adalah jika tidak cocok dengan peralatan selam, maka penyelaman menjadi tidak nyaman.




Sumber : 
USN Diving Manual 6th edition. Revised 2008
NOAA Diving Manual. Diving For Science and Technology
Pengetahuan Akademis Penyelaman SCUBA Diver. POSSI Jawa Tengah.
Wilderness Medicine. Paul S Auerbach. 2002.
Drowning and Resuscitation. American Heart Association. 2005.
Scubadoc.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar